Cikahuripan berasal dari dua suku kata, yaitu CI dan KAHURIPAN. “Ci” mempunyai arti yaitu Air, dan “Kahuripan” mempunyai Arti Bekal Kehidupan. Jadi Cikahuripan mempunyai arti Air bekal Kehidupan. Konon pada jaman dahulu kala, Cikahuripan adalah sebuah Dusun atau perkampungan/Dukuh kecil namun masyarakatnya hidup sangat rukun, aman dan Damai, sebab Dusun Cikahuripan berada dibawah naungan kerajaan Pajajaran yang kala itu dipimpin oleh seorang Raja yang arif dan bijaksana, yaitu Prabu Siliwangi.
Keadaan masyarakat pada saat itu menganut agama animisme. Pada suatu Ketika masyarakat dusun Cikahuripan terserang suatu penyakit yang sangat aneh, penyakit yang mematikan, terjangkit pagi sore meninggal, dan begitupun terserang sore, maka paginyapun meninggal. Tersiarlah kabar tersebut sampai ke telinga Ki Kuwu Gede atau lebih dikenal Ki Kuwu Sangkan. Ki Kuwu Sangkan adalah Putra mahkota Prabu siliwangi, yaitu Raden Kian Santang yang pada saat itu sedang menyebarkan agama Islam diwilayah Cirebon. Singkat Cerita, Ki Kuwu Sangkan mendatangi masyarakat Cikahuripan, kemudian beliau bermunajat kepada Allah swt meminta petunjuknya, agar bencana berupa penyakit aneh yang menyerang masyarakat Cikahuripan dapat segera berakhir. Ditengah kebingungannya Ki kuwu Sangkan berjalan-jalan, dan sampailah pada sebuah Parigi (Sumber mata air) kecil, yang sampai kini Parigi tersebut dinamakan Cikabuyutan. Cikabuyutan itu sendiri dinamakan oleh masyarakat Cikahuripan untuk mengenang Ki Kuwu Sangkan yang sering juga disebut Buyut/Uyut (Eyang). Seterusnya Ki Kuwu Sangkan mengambil Air dari Parigi tersebut memakai Batok Kelapa sambil berharap semoga air tersebut mampu menyembuhkan penyakit yang menimpa masyarakat Cikahuripan, berkah Karomah yang diberikan Allah swt kepada Ki Kuwu Sangkan air dari parigi tersebut diminukan kepada masyarakat Dusun Cikahuripan, dan ternyata setiap orang yang meminumnya maka langsung sembuh dari penyakitnya, dan lebih anehnya lagi air parigi yang dibawa Ki Kuwu Sangkan dalam Batok kelapa tidak habis-habisnya walaupun diminukan kepada semua orang. Sejak saat itu masyarakat menyebutnya Air Kehidupan atau “Cikahuripan”, dan sejak saat itu masyarakat di Dusun Cikahuripan ramai-ramai memeluk Agama Islam yaitu Agama yang dianut oleh Ki Kuwu Sangkan.
Ki Kuwu Sangkan sangat bersukur atas anugrah Allah swt yang telah memberi petunjuk kepada masyarakat dusun Cikahuripan yang telah memeluk Islam sebagai agamanya.
Dari bentuk rasa syukurnya itu Ki Kuwu Sangkan selanjunya pergi ke Tanah Suci (Mekkah Al-Mukaromah), sepulangnya dari Mekkah al- Mukaromah ki Kuwu Sangkan membawa oleh-oleh berupa segenggam tanah, lalu segenggam tanah tersebut diunjukan kepada masyarakat Cikahuripan, dan jadilah sebuah bukit yang bernama “LEMAH PUTIH”. Lemah Putih mempunyai makna Lemah itu artinya Tanah, dan Putih artinya Suci< jadi lemah Putih artinya Tanah Suci, yaitu Mekkah Al- Mukaromah.